Selasa, 11 September 2007

The Waiting Game



Masyarakat Amerika Serikat mulai kehilangan budaya antrinya: dengan $5, Boardfirst.com dapat mereservasi tempat duduk di pesawat tanpa penumpang harus antri di bandara, dengan Gold Flash Pass seharga $52, seseorang mendapat akses bebas antri di Six Flags New England (sistem yang sama tersedia di taman-taman hiburan, termasuk Disneyland, Orlando). Pemimpin Amerika Serikat mulai merintis ulang adat ini: Gubernur Philadelphia John Street mengantri Hizzoner (salah satu serial televisi yang direkam dihadapan penonton) selama 8 jam selagi menjalankan bisnisnya, Gubernur New York Michael Bloomberg mengantri subway (kereta bawah tanah) bersama pengguna lainnya. China, salah satu negara yang asing-antri, mulai mengkondisikan diri mereka untuk menyambut Olimpiade dengan belajar mengantri pada tanggal 11 tiap bulan. Sementara negara lain masih patuh-antri: seperti Kanada (seorang pemain NBA mengaku, ketika sebagai pelanggan, ia harus ikut antri bersama pelanggan lain), Rusia (dahulu di Uni Soviet, seseorang akan mengantri hanya untuk mengetahui apa yang diantri oleh orang-orang di depannya). Fasilitas bebas antri seperti Gold Flash Pass ‘mengajarkan’ generasi baru sebuah nilai, bahwa ada dua kelompok sosial: Very Important People, mereka yang menunggu) dan Very Impatient People, yang harus menunggu.
Sumber: Time, 10 September 2007; The Waiting Game; Steve Rushin

Tidak ada komentar: