Selasa, 18 September 2007

Senin, 17 September 2007

update: september; minggu 3

Dua posting ringkasan baru telah diupload:
(1) Psikologi Belajar - Principles and Applications of CC
(2) Perkembangan Manusia - Infancy & Toddlerhood

Selamat membaca :-)
Hormat kami
Unit Penunjang Akademik

Minggu, 16 September 2007

China's Me Generation


Generasi penerus bangsa China yang sekarang berusia sekitar 30 tahunan—China’s me generation—adalah generasi yang bahagia dan kaya, penyumbang terbesar kemajuan ekonomi di China tetapi berorientasi pada diri sendiri serta menjalani kehidupan tanpa memikirkan unsur politik. Kemakmuran ini merupakan hasil jangka panjang kebijakan satu-anak-satu-keluarga. Generasi ini tidak tertarik dalam hal politik karena (1) tidak tertarik dengan pengalaman-pengalaman buruk yang diceritakan generasi sebelumnya (seperti peristiwa Tiananmen Square), dan ; (2) kenyamanan gaya hidup yang sekarang mereka rasakan (iPod, Starbucks, dll) malah dapat hilang. Generasi ini sangat produktif secara ekonomis dan pemerintah ’memanjakan’ mereka, tapi kebijakan yang hanya melayani kelompok kelas menengah ini (Pada tahun 2015 diestimasi jumlah populasi young adult di China naik 61% menjadi 500 juta) melalaikan kelompok rural, yang miskin, dan justru memiliki risiko jangka panjang terhadap ekonomi sendiri. (tisa' 05).

Sumber: Time, 26 Juli 2007; China's Me Generation; Simon Elegant

Ringkasan artikel ini ditulis oleh peserta workshop menulis, kerja sama Unit Penunjang Akademik FPsiUI dan Psyche. Untuk informasi lebih lanjut tentang workshop ini, kunjungi
http://psyche-ui.blogspot.com

Young Survivors


Karen Dyer tidak salah saat ia lebih mengkhawatirkan penampilan daripada nyawanya ketika ia menjadi pasien kanker di tahun 1994 karena rupanya ia –dan 300.000 pasien muda lainnya— termasuk gelombang pertama dari orang-orang yang selamat dari kanker berkat hasil riset puluhan tahun tentang perawatan kanker pada pasien muda. Orang-orang yang telah sembuh ini –kini telah memasuki tahap dewasa muda— tidak sekedar menyelamatkan diri sendiri tapi juga telah menyumbangkan bahan acuan, melalui catatan kesehatan mereka, bagi dokter untuk melawan kanker dan menjaga kesehatan setelah pasien sembuh (yang terakhir adalah hal baru karena dulu tidak lebih dari setengah pasien muda kanker akan hidup sampai usia remaja). Yang mengejutkan, kesuksesan mereka melawan kanker bukan karena ditemukannya obat kanker khusus pasien muda, melainkan dengan kombinasi obat lama (yang baru diuji pada orang dewasa) yang ternyata cukup efektif karena organ dalam anak-anak cukup kuat menerima obat-obat kanker yang sebenarnya racun bagi tubuh. Tapi para anak muda tersebut belum bisa lepas sepenuhnya dari efek dari masa sakitnya dulu karena temuan-temuan bahaya kesehatan akibat perawatan yang mereka jalani –penyakit jantung, kanker sekunder, penurunan kognitif— terus menggunung. Penyakit-penyakit yang diderita mereka yang sembuh dari kanker –yang paling umum adalah penyakit jantung akibat ekspos terhadap chemoteraphy agents— dapat dicegah dengan proses screening (pemeriksaan menyeluruh) dan perawatan lanjutan ; yang membuatcek kesehatan tahunan menjadi sesuatu yang penting tetapi baru dijalani oleh 20% dari mereka yang sembuh dari kanker di masa kanak-kanak. Kini, studi untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang yang telah sembuh dari kanker selama 20 sampai 30 tahun –apa yang terjadi pada 10 tahun pertama sudah banyak diketahui— sedang dilaksanakan oleh rumah sakit Hudson&St. June dengan meminta 5000 mantan pasien untuk di cek kesehatan setiap tahun sampai akhir hayatnya (650 sukarelawan pertama akan dikumpulkan bulan depan). (dion'05).

Sumber: Time, 26 Juli 2007; Young Survivors; Alice Park

Ringkasan artikel ini ditulis oleh peserta workshop menulis, kerja sama Unit Penunjang Akademik FPsiUI dan Psyche. Untuk informasi lebih lanjut tentang workshop ini, kunjungi
http://psyche-ui.blogspot.com

Selasa, 11 September 2007

The Waiting Game



Masyarakat Amerika Serikat mulai kehilangan budaya antrinya: dengan $5, Boardfirst.com dapat mereservasi tempat duduk di pesawat tanpa penumpang harus antri di bandara, dengan Gold Flash Pass seharga $52, seseorang mendapat akses bebas antri di Six Flags New England (sistem yang sama tersedia di taman-taman hiburan, termasuk Disneyland, Orlando). Pemimpin Amerika Serikat mulai merintis ulang adat ini: Gubernur Philadelphia John Street mengantri Hizzoner (salah satu serial televisi yang direkam dihadapan penonton) selama 8 jam selagi menjalankan bisnisnya, Gubernur New York Michael Bloomberg mengantri subway (kereta bawah tanah) bersama pengguna lainnya. China, salah satu negara yang asing-antri, mulai mengkondisikan diri mereka untuk menyambut Olimpiade dengan belajar mengantri pada tanggal 11 tiap bulan. Sementara negara lain masih patuh-antri: seperti Kanada (seorang pemain NBA mengaku, ketika sebagai pelanggan, ia harus ikut antri bersama pelanggan lain), Rusia (dahulu di Uni Soviet, seseorang akan mengantri hanya untuk mengetahui apa yang diantri oleh orang-orang di depannya). Fasilitas bebas antri seperti Gold Flash Pass ‘mengajarkan’ generasi baru sebuah nilai, bahwa ada dua kelompok sosial: Very Important People, mereka yang menunggu) dan Very Impatient People, yang harus menunggu.
Sumber: Time, 10 September 2007; The Waiting Game; Steve Rushin

The Man in the Mask




Pada 25 September, para video-gamer akan merayakan rilisnya Halo 3, video games box-office lanjutan Halo dan Halo 2 (Halo 2 sukses terjual $125 hanya dalam 24 jam setelah rilis). Halo pertama menampilkan Master Chief sebagai protagonis utama --bersama sidekick hologramnya, Cortana-- yang terdampar di sebuah planet berbentuk cincin dan harus melawan dua musuh sekaligus: alien dan, tahanan planet tersebut, Flood. Tidak seperti video game konvensional dengan pendekatan aksi nonstop, Halo memberikan sentuhan artistik melalui musik ilustrasi (bernuansa kadang Wagnerian, kadang Gregorian), pemandangan latar atmosferik (kadang bahkan romantis), dan ujaran-ujaran puitis (meninggalkan nuansa Jane Austen). Master Chief, dengan tidak pernahnya melepas power suit dan helmnya --terutama helmnya-- menguatkan impresi pengalaman orang-pertama bagi pemainnya. Bungie, rumah desain yang memproduksi Halo, terdiri dari sekelompok staf dari, berbagai latar belakang profesi, yang berdedikasi-terhadap-detil dan punya kedekatan pribadi dengan Halo (bisa jadi karena ketidakpuasan mereka di pekerjan lama mereka). Halo 3 merupakan fenomena baru lintas-media. Selain dirilisnya Halo 3 (untuk awal hanya tersedia di PlayStation 3), Halo sudah dikembangkan menjadi dua novel, sedang dalam produksi sebagai film layar lebar yang disutradarai Peter Jackson, dan, oleh sutradara yang sama, akan dikembangan satu spin-off.
Sumber: Time, 10 September 2007; The Man in the Mask; Lev Grossman

It's What's on the Outside That Counts

Professor Harvard Business School, Elton Mayo, pada penelitian yang ia lakukan tahun 20-an menemukan bahwa perubahan pada fisik lingkungan dapat mempengaruhi efektivitas performa seseorang. Dalam penelitian berikutnya, Mayo menemukan bahwa performa beberapa orang yang saling tahu pikiran anggota kelompoknya akan terlihat sebagai satu ‘orang’, bukan beberapa orang. Teori ini sudah berumur 80-an tahun, dan menurut Deborah Ancona, professor MIT’s Sloan School of Management, dan Henrik Bresnan, asisten professor industri dan organisasi di INSEAD, melalui dekadean penelitian, menyimpulkan dalam buku mereka X-Team: How to Build Teams That Lead, Innovate and Succeed bahwa hubungan eksternal (hubungan anggota tim dengan di luar tim) --dengan hirarki yang longgar, bukan struktur yang kaku-- dapat menuntun tim pada bersaing dan sukses di ekonomi global yang knowledge-driven ini (berdasarkan studi kasus Ancona dan Bresman terhadap Microsoft, Motorola, Toyota, Southwest Airlines dan Mery-Lynch).
Sumber: Time, 10 September 2007; It’s What’s on the Outside That Counts; Barbara Kiviat

The Gray Wars



Menurut survei Procter & Gamble tahun 2005, 65 persen wanita mencat rambut menghilangkan jejak uban. Isu mencat rambut (menutup uban) bagi wanita telah menjadi isu personal dan politis bagi kaum feminis, membagi mereka menjadi dua kubu: pro, Catherine Clinton, 55 tahun, professor di Greenwich; dan kontra, Cathy Hamilton 51 tahun, managing director Boomergirl.com. Meg Reggie, 49 tahun, seorang eksekutif public relations di Atlanta, mengaku mencat rambut putihnya karena harus dalam bisnisnya ia dituntut untuk selalu tampak up-to-date. Dr. Lillian Schapiro, 43 tahun, seorang ob-gyn, mencat rambutnya karena bagi pasien dokter perempuan yang beruban tidak mengesankan berpengalaman dan matang --kesan demikian ditangkap dari dokter laki beruban. Untuk riset penulisan bukunya, Going Gray, Anne Kreamer mengupload dua fotonya, beruban dan tidak beruban, ke Match.com --tanpa-ubannya direspon 3 kali lebih banyak daripada yang tanpa uban. Menurut Kreamer, tidak menutup uban, bagi perempuan merupakan pernyataan, bukan gaya.
Sumber: Time, 10 September 2007; The Gray Wars; Anne Kreamer

Rewiring the Brain



Teknik rehabilitasi Deep Brain Stimulation (DBS), menyisipkan benda elektronik ke bagian otak tertentu yang mengalami kurang-stimulasi, membantu pasien-pasien minimally-conscious-state, Parkinson’s (setelah sebuah ‘probe’ disisipkan ke STN pasien --subthalamic nucleus-- pasien kembali dapat mengendalikan gerak jarinya), Alzheimer’s, dan obsessive-compulsive disorder --OCD-- (hampir mendapat persetujuan FDA --Food and Drug Administration). DBS sudah dipraktikkan di 250 rumahsakit, The Cleveland Clinic salahsatunya, dan sudah dijalani oleh 40.000 pasien. Untuk sementara efektivitasnya sebagai treatment Parkinson belum permanen (karena Parkinson pada dasarnya adalah penyakit degeneratif mental), tapi potensial permanen untuk OCD. 100.000 sampai 300.000 veteran Perang Irak, yang mengalami minimally-conscious-state karena luka-tanam serpihan-ledakan di otak mereka, potensial ditangani menggunakan DBS --20 persen pasien sudah pulih. Dr. Joseph Fins, medical ethist di Weill Cornell dan peneliti utama DBS, mengemukakan isu etik aplikasi DBS (ilustrasi: dokter dapat mengendalikan senyum-cemberut pasien menggunakan DBS).
Sumber: Time, 10 September 2007; Rewiring the Brain; Jeffrey Kluger

Her Agony



Come Be My Light, buku yang diedit oleh Kolodiejchuk --anggota senior Missionaries of Charity-- berisi surat-surat korespondensi dan pengakuan Bunda Teresa, biarawati penerima Nobel Peace Prize tahun 1979 untuk layanannya yang konsisten bagi kaum miskin dalam rangka melayani Tuhan, dan dikenal sebagai ‘Saint of the Gutter,’ yang menyatakan bahwa ia selama hampir 50 tahun merasakan ketidakhadiran Tuhan, jauh dari surga, bahkan berada di neraka. Kelompok agama, seperti Kolodiejchuk dan Rev. James Martin, penulis buku My Life with the Saints, berpendapat bahwa keraguan Bunda Teresa tentang adanya Tuhan tidak berarti bahwa Tuhan tidak ada, bahkan menunjukkan kebesarannya hingga memungkinkan Bunda Teresa menjalankan pekerjaan besarnya; tapi bagi kaum skeptic dan ateis, Bunda Teresa hanya menemukan bahwa agama adalah buatan manusia tapi ajaran agamanya membuat ia tidak bisa menerimanya. Bunda Teresa bersikeras melayani Tuhan di daerah kaum miskin karena Jesus sendiri telah berbicara padanya, tapi hanya dua bulan setelah ia memulai layanannya, keraguannya akan absennya kasih sayang Tuhan muncul dan bertahan --walau sempat, pada misa arwah Pope Pius XII, ia merasa bahwa masa ‘gelap’nya telah berlalu.

Dr. Richard Gotliebb, seorang pengajar di New York Psychoanalytica Society, menyatakan bahwa orang-orang dengan kepribadian kuat seperti Bunda Teresa potensial mengalami konflik tentang pencapaian mereka dan mencari jalan untuk menghukum diri mereka sendiri (kaum agama menolak penjelasan ini). Pada tahun kesepuluh penderitaannya, dibantu oleh penasihatnya, Rev. Joseph Neuner, Bunda Teresa menemukan pemulihan, bahwa: (1) yang dialaminya bukan sesuatu yang bisa disembuhkan manusia, (2) merasakan Yesus bukan satu-satunya bukti adanya Tuhan, dan (3) dahaganya terhadap Tuhan adalah salah satu ‘tanda bukti’ kehadiran-tersembunyi-Nya. Setelah Bunda Teresa menemukan insight bahwa keraguan panjangnya dapat menjadi bahan belajar bagi orang lain (kaum beriman maupun skeptik), tanpa membuat kaum beriman terokupasi padanya dan terdistraksi dari Tuhan, ia menarik permintaannya pada Vatikan supaya surat-suratnya dibakar.
Sumber; Time, 3 September 2007; Her Agony; David Van Biema